Skip to main content

Yusuf / Cat Stevens – Heaven/Where True Love Goes

Halo. Habibah's here. Eyes wide open after V60 drinking at 6 pm dan tergerak untuk menulis reviuw lagu lama yang muncul lagi ke permukaan jam 1 pagi. Saya dengar berulang kali dan benar-benar menikmatinya. Kalau tidak benar-benar menikmati, saya tidak akan sampai tergerak untuk menulis ini. Mood saya juga langsung membaik seakan lupa bagaimana rupa mood saya ketika biasanya. 

Ini lagu yang dinyanyikan beliau setelah menjadi aki, maksud saya akhi 'Yusuf Islam', yakni tahun 2006 ( walaupun convertnya sudah sejak tahun 1978). Dari judulnya saja kita tahu bahwa kemana arah lagu ini; ya betul, ke arah 'Sana'.

The moment you walked inside my door
I knew that I need not look no more
I've seen many other souls before
Ah but Heaven must've programmed you
The moment you fell inside my dreams
I realized all I had not seen
I've seen many other souls before
Ah but Heaven must've programmed you
Oh, will you, will you, will you?
I go where true love goes
I go where true love goes
I go where true love goes
I go where true love goes
And if you walk along and if you lose your way
Don't forget the one who gave you this today
Follow true love, follow true love
Follow true love, follow true love
Oh, will you, will you, will you?
I go where true love goes
I go where true love goes
I go where true love goes
I go where true love goes
And if a storm should come and if you face away
That may be the chance for you to be safe
And if you make it through the trouble and the pain
That may be the time for you to know his name
The moment you walked inside my door
I knew that I need not look no more
I've seen many other souls before
Ah but Heaven must've programmed you
The moment you fell inside my dreams
I realized all I had not seen
I've seen many other souls before
Ah but Heaven must've programmed you
The moment you said I will
I knew that this love was real
And that my faith was seen
Oh, Heaven must've programmed you
The moment I looked into your eyes
I knew that they told no lies
There would be no good byes
Ah 'cause Heaven must've programmed you
I go where true love goes
I go where true love goes
I go where true love goes
I go where true love goes


Indah, kan? dan saya suka sekali kalimat Ah 'cause Heaven must've programmed you.

Kebetulan saya mendengarkan sekaligus menonton MVnya (cie, MV) melalui youtube, sehingga ketika video habis langsung memutar ke video beliau selanjutnya: Tala'a Al-Badru 'Alayna versi akustik. Ada dendang-dendang yang bikin sejuk sekali rasanya. Seakan-akan berada di padang rumput yang hijau dengan angin sepoi-sepoinya. Saya suka sekali. 

Yang tidak boleh lupa ditulis adalah perasaan saya ketika mendengarkan lagu ini lagi: damai. 

Pikiran saya selalu carut marut tidak ada habisnya. Tapi saya merasa

Diantara carut marut pikiran, hingar bingar cahaya oranye shopee di tab lain

ternyata saya bisa berhenti sejenak, merasakan damainya lagu dan syair-syair ilahi

syair-syair rasul.

Rasanya seperti membayar separuh hutang kerinduan. 

Heaven


 


Tala'a al badru 'alayna

Comments

Popular posts from this blog

masih

Masih ada yang terluka di pagi hari Masih ada sepi yang meriap kaku Masih ada yang meneriakkan luka tanpa suara Masih ada sepi di pertunjukan piano Masih ada sedih dalam senyum Masih  ada Kau, yang kusebut tiap waktu Semarang, 31 Desember 2011

Me in 2021

Halo. Ini sudah 2021. Nama saya masih Habibah Nur Laili.  Tapi saya pikir saya di 2021 masih belum banyak berubah dari postingan sebelum ini: gak jelas. Hahaha. Dari dulu hingga sekarang masih sama: sudah kepikiran ingin ke psikolog tapi belum kejadian juga. Usaha nyarinya udah ada sih. Kepala masih penuh dan kusut. Semrawut. Masih nggak tau gimana menatanya, atau mulai darimana.  Sudah ada rencana ke psikolog tapi masih wacana. Yaudahlah kita mulai pelan-pelan aja dari mulai nulis lagi. Lucunya, kalau blogku ga aku isi rajin itu juga bikin stress. Like, i'm trying to be perfect but it's so far away to be that one (Gonna blame the virgo sign about this perfectionistness- or the infj thing?) December 2021.

Sepasang Bolpoin Tanpa Tutup

Bulpen hijau bertanya, "Hai, kemana tutupmu, merah?" tanyanya. "Aku kehilangan tutupku. Majikanku menghilangkannya.." jawab bolpoin merah, sedih. "Dan tutupmu juga tak ada, Wahai bolpoin hijau?" lanjut bolpoin merah kemudian. "Ya! Majikanku juga menghilangkannya! Dia menghilangkannya ketika belajar di ruang tamu, di kala yang lain pergi dan Ia sendirian. Dia sungguh malang" hijau menjawab. "Aku tak peduli dia malang atau tidak. Aku hanya ingin tutupku kembali!" merah meletup-letup. "Aih, Merah, dia pun tak tahu dimana tutup kita berada.." "Tapi tak lama lagi kita akan kering tanpa tutup itu! Apa kau tak mengerti itu, Hijau! "Lalu kita harus bagaimana?" "Lukai barangnya!" "Lukai barangnya?? Apa maksudmu?!" "Ya! Kita lukai saja barangnya, agar semua barangnya menjadi merah dan hijau! Dengan begitu Ia akan mencarikan tutup untuk kita!" merah antusias. Kemudian seluruh peng