Skip to main content

teman akrab, part.1

Ini mungkin agak aneh tapi saya akui saya mempunyai beberapa 'perlakuan' berbeda terhadap teman akrab saya.
Teman akrab saya setelah sd adalah ketika smp. begitu juga seterusnya..
Tapi karena saya ingin cerita saya urut, akan saya ceritakan dari awaal sekali. Dulu pertama saya lahir, teman akrab saya Nelly Azizah.Dia ibu saya.  Teman akrab saya ketika tk namanya Lingga. namun pas sd saya sempat bingung kenapa namanya berubah jadi LINDA. Itu aneh sekali. Dan bodohnya kenapa sih saya ndak nanya? grr.
Rumahnya gak begitu jauh jauh amat dari rumah saya, kalo naik sepeda/motor. itulah yang disebut dengan teman dekat kadang.
Dia salah satu teman saya yang (dulu) sedikit. Sejujurnya TK adalah masa brutal saya yang paling parah u know. gila juga saya pikir.
Perlu saya ceritakan? bila tidak ada jawaban saya anggap 'Ya'.

Dulu saya suka menjajah anak kecil. cuma dua sih. dan saya juga anak kecil pada waktu itu.
yang 90% paling sering anaknya kecil,putih,(sepertinya) kulitnya halus,kalem.tapi kelihatan lemah. Namanya Zuyyina Laksita Dewi a.k.a Iin(Tuhan, semoga dia membacanya). DULU saya bahagia sekali bila melihat anak yang notabene kelihatan lemah. Dan untuk kategori anak tk, saya tergolong kejam. Padanya saya suka diam-diam datang mendekatinya, lalu mencubit tangannya sekeras-kerasnya. lalu saya berlarilah. kemudian dia menangis sejadi-jadinya. dan saya puas. itulah tanda keberhasilan saya. kadang juga saya suka tiba-tiba muncul dari belakang.
Sering sekali saya disamperin emaknya untuk diminta pertangung jawaban sekaligus mengklarifikasi apakah benar-benar saya telah menyiksa anaknya. seingat saya ketika saya dalam keadaan terjepit, saya memilih diam. karena diam itu emas.
Saya lupa hitung berapa kali 'tertangkap'. dan seringkali pula tidak menghentikan saya. hanya mengubah taktik saja sih iya.

Kembali pada LINGGA atau sekarang beken dengan Linda (omg, nama panjangnya siapa ya?).
Saya akrab sama dia karena pas tk juga, saya sudah naksir anak lelaki. sebut saja Mr.W. dia cakep luar biasa. pokoknya tercakep yang pernah saya lihat dan teman yang saya punya. anak kecil tentu suka yang ganteng ganteng.
Saya suka main detektif-detektifan sama Linda. mencari jejak mr.w, mengintip mr.w dari balik pohon, dan informan saya ketika mr.w lagi duduk di ayunan berdua sama teman saya yang cantik. huhu.
Itu saja bentuk keakraban kita. saya rasa. yang pasti, perlakuan saya padanya adalah : saya ndak pernah menyiksa dia seperti apa yg saya lakukan pada Zuyyina.

Ketika SD, saya mulai tidak suka menyiksa anak. saya sudah cukup besar untuk mengetahui bahwa itu kejam. tapi sayangnya, saya masih satu sekolah dengan Iin, dan juga ibunya-yang seringkali melihat saya dengan penglihatan laser ketika saya sedang lewat. but its over kan. Kemudian hari setelah penyiksaan itu, dia menjadi penyanyi terkenal. Ternyata suara dia bagus, dan saya pikir itu adalah jasa saya. Itu pasti lolongan dia selama ini sehabis saya cubit, kemudian dia olah menjadi nyanyian.
Tetapi sayangnya, ibunya tidak sependapat dengan saya.

SD kelas satu, dua, tiga..

Masih jamannya 'bolo-boloan'. saya sering direbutin loh tapih.. ga nyangka.
Saya akrab sama Tita. anaknya cantik kaya artis. kami suka lomba debat-debatan yang topiknya sangat nggak banget kalo diinget-inget, suka gambar komik dan nulis. selalu gambarnya lebih buagus dan tulisannya juga. saya sering sebel juga.
Tapi saya suka kalau main kerumahnya. Ibunya juga cantik kaya model gitu. Adek lakilakinya luar biasa tembem. Dia punya PIRANHA. Dan yang menurut saya luar biasa adalah, dirumah dia menggunakan bahasa KRAMA INGGIL! Tita yang se gahul itu...



Kelas 4,5,6..
Akrab sama seorang lelaki. namanya Jati. tapi dulu dia belum 'lelaki'. dia masih suka goyang ala beyonce.. ntah mengapa.

kiri: jati, kindy, rere

Dia temen paling akrab nomer satu, karena kami bagaikan perangko.
main bareng, gila bareng, makan bareng.. namun yang tidak bisa ia lakukan adalah: bersikap jantan.
Untung sajalah.jadi saya seperti benar-benar bermain...
Saya nggak mau banyak cerita mengenai kelas empat saya yang kelam ini.
Too much watching cartoons, too much playing, never doing homework, and almost stay on same grade(baca: gak naek kelas). Ranking 48 dari 48. Jangan kaget ah. Yang kaget berarti gak asik.
 Haha. Tapi maaf, saya ndak menyesal. Yah,sedikit lah. Masalah ranking ini, saya balas di kelas 5, 6, dan seretusnya. ranking saya dari 48 menjadi 11, kemudian 9, kemudian 6..

Yang mengenaskan hanya ketika saya main ke sekolah untuk menjaga silaturahim antara guru dan murid, sambil salaman, suatu ketika ada seorang ibu gulu yang masuk. Ngelihatin saya sambil nunjuk, tapi kayaknya saking kagetnya agak lupa namanya.

"Lho,bu..iki kan..Bib**... sing rak tau nggawe prakarya... kok.. dadi ngene.. (terbata-bata sambil ngeliat ujung kepala sampe sendal)"
Lalu sudah bisa ditebak, satu ruangan yang cukup besar itu ribut. Berlomba-lomba mendapatkan gambaran masa lalu saya yang.... hebat!


Anggap saja itu balasan dari masalalu. Impas!

Kelas lima teman akrab saya bertambah 2, dimaz dan rizki. Sekarang kami menjadi 4. Kami tambah akrab dan membuat geng bernama "The Kill and The Cumel" ----> baca : Dekil and dekumel. Dan saya mengaku sebagai ketuanya. hahahaaa.
Permainan yang kami lakukan ketika istirahat adalah kejer-kejeran. Yang dikejer kepegang, 'jadi'. Sangat tidak populer untuk ukuran sekarang. But It was Fun. Really. I was happy as a child.

Teman-teman saya semuanya kenal saya, tapi tidak semua saya kenal.

Teman akrab saya kebanyakan laki-laki. Bukan laki-laki charming. Tapi laki-laki yang notabene 'nakal'. Tapi saya lebih suka bersama mereka. Membuat saya tidak cengeng. Membuat mental saya sekuat laki-laki. Berguna juga, kini saya lebih 'terjaga' dari hiruk pikuk kepopularitasan kaum wanita. Saya tak ambil pusing. Berkebalikan dengan kawan perempuan saya yang kebanyakan mereka, kini menjadi model.
Bersama mereka, saya belajar, bagaimana tidak terpengaruh pada suatu kaum tertentu.
Kaum lelaki, gengsi tinggi. Kaum perempuan, suka lomba-lomba antar mereka.
Saya belajar banyak, bagaimana menjadi kaum tengah.



to be continued.

Comments

Popular posts from this blog

aktris

aktris itu tersenyum pada orang-orang yang ia hampiri, yang ia sapa, yang ia ajak bicara. ia mungkin sedang berakting aku juga tidak tahu kau tanya saja dia,barangkali dia butuh pertanyaan yang ia tunggu-tunggu. aktingnya sangat profesional dan itu menyakitkan-kadang-juga sering. tak dapat mencegah keprofesionalismean hingga membuatnya entah-lelah. ia sendiri lupa bagaimana membedakan antara aktingnya dan sikapnya. sungguh,sungguh entah siapa yang beruntung melihatnya tidak berakting. aktris oh aktris... kau hebat.

Me in 2021

Halo. Ini sudah 2021. Nama saya masih Habibah Nur Laili.  Tapi saya pikir saya di 2021 masih belum banyak berubah dari postingan sebelum ini: gak jelas. Hahaha. Dari dulu hingga sekarang masih sama: sudah kepikiran ingin ke psikolog tapi belum kejadian juga. Usaha nyarinya udah ada sih. Kepala masih penuh dan kusut. Semrawut. Masih nggak tau gimana menatanya, atau mulai darimana.  Sudah ada rencana ke psikolog tapi masih wacana. Yaudahlah kita mulai pelan-pelan aja dari mulai nulis lagi. Lucunya, kalau blogku ga aku isi rajin itu juga bikin stress. Like, i'm trying to be perfect but it's so far away to be that one (Gonna blame the virgo sign about this perfectionistness- or the infj thing?) December 2021.