Skip to main content

Tentang kawan

kawan, aku ingin bercerita kepadamu. Betapa kau tidak tahu
yang aku pikirkan itu dirimu, dan masa lalu.
mungkin kau tak pernah lupa akan itu.

karena itu menyakitkan bagimu.
itu aku minta maaf, sungguh.

lalu kini masa lalu itu menjawab
dengan memutarbalikkan 
siapa objek dan siapa subjek.
yang tergolek kini aku
yang meronta-ronta, ya, itu aku, kau tahu
oh, kau tidak tahu.
karena yang tahu hanya Tuhan dan aku



ketika itu aku disebelahmu, kita samasama tahu.
bukan?
dan ada sekat es dingin yang membatasi kau
dan aku. tentunya kau pasti tahu. kala itu kita sedang melakukan pembicaraan yang sungguh dingin dan beku.
sialnya, itu datang tak tepat ketika
sebetulnya
kau membutuhkanku
dan aku butuh dirimu

sekat yang tidak logis.
Kalau kau mau
kau bisa memberikanku setermos air panas untuk melelehkannya.

untuk Tuhan, lelehkan hatiku.

sekali lagi, kumohon.



Jombang, 2010

Comments

Popular posts from this blog

masih

Masih ada yang terluka di pagi hari Masih ada sepi yang meriap kaku Masih ada yang meneriakkan luka tanpa suara Masih ada sepi di pertunjukan piano Masih ada sedih dalam senyum Masih  ada Kau, yang kusebut tiap waktu Semarang, 31 Desember 2011

Me in 2021

Halo. Ini sudah 2021. Nama saya masih Habibah Nur Laili.  Tapi saya pikir saya di 2021 masih belum banyak berubah dari postingan sebelum ini: gak jelas. Hahaha. Dari dulu hingga sekarang masih sama: sudah kepikiran ingin ke psikolog tapi belum kejadian juga. Usaha nyarinya udah ada sih. Kepala masih penuh dan kusut. Semrawut. Masih nggak tau gimana menatanya, atau mulai darimana.  Sudah ada rencana ke psikolog tapi masih wacana. Yaudahlah kita mulai pelan-pelan aja dari mulai nulis lagi. Lucunya, kalau blogku ga aku isi rajin itu juga bikin stress. Like, i'm trying to be perfect but it's so far away to be that one (Gonna blame the virgo sign about this perfectionistness- or the infj thing?) December 2021.

Sepasang Bolpoin Tanpa Tutup

Bulpen hijau bertanya, "Hai, kemana tutupmu, merah?" tanyanya. "Aku kehilangan tutupku. Majikanku menghilangkannya.." jawab bolpoin merah, sedih. "Dan tutupmu juga tak ada, Wahai bolpoin hijau?" lanjut bolpoin merah kemudian. "Ya! Majikanku juga menghilangkannya! Dia menghilangkannya ketika belajar di ruang tamu, di kala yang lain pergi dan Ia sendirian. Dia sungguh malang" hijau menjawab. "Aku tak peduli dia malang atau tidak. Aku hanya ingin tutupku kembali!" merah meletup-letup. "Aih, Merah, dia pun tak tahu dimana tutup kita berada.." "Tapi tak lama lagi kita akan kering tanpa tutup itu! Apa kau tak mengerti itu, Hijau! "Lalu kita harus bagaimana?" "Lukai barangnya!" "Lukai barangnya?? Apa maksudmu?!" "Ya! Kita lukai saja barangnya, agar semua barangnya menjadi merah dan hijau! Dengan begitu Ia akan mencarikan tutup untuk kita!" merah antusias. Kemudian seluruh peng