Skip to main content

Romantis menyebabkan penyakit insomnia

Malam ini saya tidak bisa tidur.
Besok ( atau hari ini ) adalah senin. hari pertama masuk sekolah, untuk alumni SMA. ( baca : ikut bimbel )
Tapi bukan itu alasannya.
Hari ini saya lumayan menghabiskan waktu untuk nge-blog. 
Menulis itu tidak sebentar, kawan. Menulis itu butuh waktu.


Setelah saya disinggung mbak putri untuk segera meninggalkan laptopnya, saya pergi. Baru ingat kalo nebeng.
Mbak saya mau nonton film. Saya hendak belajar not-not piano, yang juga ada pr dari Bu Isye.
Tak dinyana, film yang ditonton mbak saya adalah film thailand bergenre horor berjudul coming soon. Eh, katut deh.. ikut nonton juga.


Kurang ajar !


Baru menit awal saja sudah bikin saya ogah nonton, tapi terus dilanjutkan, saya teriak-teriak, adegan di pause-pause ( mbak saya juga ngeri deng ), saya teriak GANTI FILMNYAA!! AKU EMOOOHHH!!
Asem tenan. Ngeri banget ik. Saya sampe njerit ke kasur.


Akhirnya diganti dengan film thailand juga yang dulu sering ditiru sama adek saya dan sepupu saya, dengan dialek thailand yang bikin saya ngakak : "Nam....Nam.." "P shon..". Padahal saya belom nonton filmmnya. ( Ah, cerita lama)


Genre nya romantis. Hmm. Jauh parah dari yang pertama.


Film ini mengubah malam saya. Saya tidak bisa tidur. ( Gimana jal, besok hari pertama GO -_-' )


Film ini... terlalu romantis. ( Kyaaaa )


Ceritanya biasa sih, kayak di komikkomik. Ceweknya jelek (asli, kok bisa jelek gitu ya?asem), cowoknya ganteng. Kemudian perlahan tapi pasti, cewek ini lama kelamaan berubah menjadi cantik.
Biasa kan ceritanya?


( Tapi yang nggak habis pikir, pemerannya udah cuantik.. udah ngguanteng.. eh, kalo ngomong.. #nggaktegalanjutin )


Yang pasti, ketika saya nonton, saya dibuat tertahan untuk menebak endingnya, yang notabene mudah ditebak. Alurnya membuat pikiran kita tidak memperhatikan seperti apa endingnya nanti. Karena sangat menikmati ceritanya yang dalam.
Ditambah lagi pemeran utama prianya yang sumpah, kegantengannya 200x daripada dude harlino. Baru kali ini berpaling ke lain hati dari dude.


Cowok yang memang bener-bener cakep sih. Andalan film ini gitu loh.


Sampai film itu habis, saya tidak percaya telah menyelesaikannya. Bahkan saya terkesan tidak rela film itu sudah habis. Akhirnya saya mengulang beberapa adegan yang saya pikir sangat romantis.


Sekarang masih kebayang.. jadi gak bisa tidur.. tapi besok GO.... yaudah ngantuk ah.... ghoahem.. cuwit driim... ;)

Comments

Popular posts from this blog

masih

Masih ada yang terluka di pagi hari Masih ada sepi yang meriap kaku Masih ada yang meneriakkan luka tanpa suara Masih ada sepi di pertunjukan piano Masih ada sedih dalam senyum Masih  ada Kau, yang kusebut tiap waktu Semarang, 31 Desember 2011

Me in 2021

Halo. Ini sudah 2021. Nama saya masih Habibah Nur Laili.  Tapi saya pikir saya di 2021 masih belum banyak berubah dari postingan sebelum ini: gak jelas. Hahaha. Dari dulu hingga sekarang masih sama: sudah kepikiran ingin ke psikolog tapi belum kejadian juga. Usaha nyarinya udah ada sih. Kepala masih penuh dan kusut. Semrawut. Masih nggak tau gimana menatanya, atau mulai darimana.  Sudah ada rencana ke psikolog tapi masih wacana. Yaudahlah kita mulai pelan-pelan aja dari mulai nulis lagi. Lucunya, kalau blogku ga aku isi rajin itu juga bikin stress. Like, i'm trying to be perfect but it's so far away to be that one (Gonna blame the virgo sign about this perfectionistness- or the infj thing?) December 2021.

Sepasang Bolpoin Tanpa Tutup

Bulpen hijau bertanya, "Hai, kemana tutupmu, merah?" tanyanya. "Aku kehilangan tutupku. Majikanku menghilangkannya.." jawab bolpoin merah, sedih. "Dan tutupmu juga tak ada, Wahai bolpoin hijau?" lanjut bolpoin merah kemudian. "Ya! Majikanku juga menghilangkannya! Dia menghilangkannya ketika belajar di ruang tamu, di kala yang lain pergi dan Ia sendirian. Dia sungguh malang" hijau menjawab. "Aku tak peduli dia malang atau tidak. Aku hanya ingin tutupku kembali!" merah meletup-letup. "Aih, Merah, dia pun tak tahu dimana tutup kita berada.." "Tapi tak lama lagi kita akan kering tanpa tutup itu! Apa kau tak mengerti itu, Hijau! "Lalu kita harus bagaimana?" "Lukai barangnya!" "Lukai barangnya?? Apa maksudmu?!" "Ya! Kita lukai saja barangnya, agar semua barangnya menjadi merah dan hijau! Dengan begitu Ia akan mencarikan tutup untuk kita!" merah antusias. Kemudian seluruh peng